‘Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku.’ Maleakhi 2:6
Dari pasal pertama kitab Kejadian, sudah jelas bahwa hubungan dengan Tuhan adalah dasar di mana segala sesuatu dalam hidup kita harus dibangun. Jika kita mencoba membangun di atas hal lain, kita sedang membangun di atas pasir hisap. Mengapa? Karena cepat atau lambat hubungan kita dengan anak-anak kita, saudara kita, pasangan kita, orang tua kita, dan teman-teman kita akan rusak.
Jika kita tidak mengerti bahwa kita diciptakan dengan rasa lapar yang kuat akan hubungan dengan Tuhan, kita tidak akan mengerti dari mana kehampaan dan kesepian itu berasal. Dan sebagai hasilnya, kita akan mencoba (tidak berhasil) untuk mengisinya dengan tiga hal:
(1) Manusia. Memiliki orang yang tepat dalam hidup Anda dapat membantu memenuhi kebutuhan Anda akan cinta dan keintiman emosional, tetapi tidak ada orang lain selain Tuhan yang dapat mengisi kekosongan spiritual dalam diri Anda.
(2) Barang. Memiliki benda materi dapat memberi kita kenyamanan dan kemudahan. Memiliki uang dapat memberi kita pilihan untuk berbuat baik; pilihan yang hanya bisa diimpikan oleh orang-orang yang kurang beruntung. Tetapi Anda dapat memiliki hal-hal materi dan masih kesepian dan tidak bahagia.
(3) Agama. Tuhan tidak tertarik pada agama; Dia tertarik menjalin hubungan dengan Anda. Agama hanya menjadi signifikan ketika meningkatkan hubungan itu, yang tidak selalu dilakukan. Seringkali aturan dan aturan agama justru menjadi penghalang untuk menjalin hubungan dengan Tuhan. Alkitab dipenuhi dengan orang-orang yang sangat religius yang merindukan hubungan dengan Tuhan. Terkadang kita begitu sibuk dengan ideologi, ajaran, doktrin, dan prinsip agama kita sehingga kita gagal memahami apa yang paling penting dalam hidup adalah hubungan pribadi, intim, sehari-hari, berbicara dan mendengarkan dengan Tuhan.
SoulFood: Dan 3–4, Mrk 2:18–22, Maz 130, Ams 10:12
Renungan Hari Ini [The Word for Today] is authored by Bob and Debby Gass and published under licence from UCB International Copyright ©
