‘Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!’ 1 Korintus 15:58
Salah satu tema yang paling umum dalam Alkitab adalah ketekunan. Rasul Paulus menulis: ‘Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.’ (Gal 6:9) Dan Yakobus menambahkan: ‘Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.’ (Yak 1:12)
Garis pemisah antara menang dan kalah bukanlah bakat; itu keuletan. Arti dari kegigihan adalah:
(1) Memberikan semua yang Anda miliki, tidak lebih dari yang Anda miliki. Beberapa orang secara tidak akurat percaya bahwa menjadi ulet menuntut lebih dari yang mereka tawarkan. Akibatnya, mereka menjadi putus asa dan berhenti memaksakan diri. Tetapi menjadi ulet berarti memberi 100%—tidak lebih, dan tentu saja tidak kurang.
(2) Bekerja dengan tekad daripada menunggu takdir. Orang yang gigih tidak bergantung pada keberuntungan, nasib, atau takdir untuk kesuksesan mereka. Mereka menyadari bahwa waktu mencoba bukanlah waktu untuk berhenti mencoba.
(3) Berhenti saat pekerjaan selesai, bukan saat Anda lelah. Untuk berhasil, Anda sering kali harus mendorong melampaui apa yang Anda pikir dapat Anda lakukan. Ingat, kemenangan tidak ditentukan sampai langkah terakhir dalam perlombaan telah dijalankan. Jadi, manfaatkanlah kasih karunia Tuhan, jangan menyerah, dan teruslah berjalan sampai Anda melewati garis finis dan memenangkan hadiahnya.
SoulFood: Kis 18–19, Luk 8:26–39, Maz 146, Ams 16:4–5
Renungan Hari Ini [The Word for Today] is authored by Bob and Debby Gass and published under licence from UCB International Copyright ©