‘Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya.’ 1 Tawarikh 28:11
Bait Suci pertama merupakan salah satu keajaiban arsitektur dunia kuno. Dibangun pada abad kesepuluh SM, dengan cakupan proyek yang sangat luas, Salomo mempekerjakan 30.000 penebang kayu dan 80.000 pemahat batu. Lebih dari 3.000 mandor mengelola proyek tujuh tahun tersebut. Bait itu adalah pusat Yudaisme. Itu adalah tempat pengorbanan. Itu adalah tempat ibadah dan tempat ziarah. Namun seperti yang lainnya, kuil itu dulunya hanyalah khayalan belaka.
Sejarah kumulatif Bait Suci dapat ditelusuri kembali ke sebuah gagasan di benak Raja Daud. Tapi itu bukanlah saran Daud. ‘Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya, kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup pendamaian. Selanjutnya rencana dari segala yang dipikirkannya mengenai pelataran rumah TUHAN, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-perbendaharaan rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus.’ (1 Tawarikh 28:11–12)
Kita tidak tahu bagaimana Tuhan menyampaikan rencana itu kepada Daud. Gambaran mental? Gambar rincinya? Satu hal yang pasti: rencana bait suci tidak dibuat-buat dalam pikiran Daud; mereka berasal dari Roh Tuhan. Bait itu bukan sekadar saran bagus; itu adalah gagasan Tuhan. Jadi, mintalah saran pada Tuhan. Berdoalah untuk sebuah rencana. Mengapa? Dua alasan. Pertama, karena Alkitab mengatakan, ‘dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.’ (Mazmur 37:4) Kedua, ketika sesuatu dikandung oleh Roh Tuhan, pasti berhasil.
SoulFood: Ibr 1–4, Mat 14:1–12, Maz 145:14–21, Ams 4:23–24
The Word for Today is authored by Bob and Debby Gass and published under licence from UCB International Copyright © 2025