Mengatakan sebagaimana adanya

Sulit untuk menghadapi teman ketika ada masalah. Lebih mudah untuk tidak akrab, atau memutuskan hubungan saat tanda pertama masalah muncul. Tetapi Alkitab berkata, ‘Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.’ (Amsal 24:26) Keterbukaan memperdalam hubungan dan menjaga persekutuan kita tetap baik, membebaskan kita untuk berbicara kebenaran dalam kasih. Tidak ada lagi kebohongan atau kepura-puraan. Katakan yang sebenarnya pada saudaramu. Ingat, ‘Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.’ (Efesus 4:25)

Hubungan melibatkan orang membuat kesalahan dan kekacauan. Teman harus dapat mengandalkan satu sama lain, tidak hanya untuk bergembira dengan pujian, tetapi juga untuk aturan dan koreksi. Berpegang teguh pada persahabatan berarti, karena kita peduli pada dalamnya persahabatan, kita perlu punya keberanian untuk berbicara ketika seorang teman perlu mendengar teguran. Persahabatan sejati mendatangkan sukacita dan tanggung jawab. Menghindari berbicara jujur tentang masalah itu berbahaya, atau di luar kehendak Tuhan sama dengan mencemarkan persahabatan. Ketika kita mendapat kepercayaan dari sahabat, kita harus rela mengalami sakit hati, penolakan, dan bahkan kemarahan. Pada akhirnya, kebenaran menyembuhkan.

Sebelum menghadapi situasi yang sulit, jika Anda merasa benar sendiri atau keinginan sekecil apapun untuk membalas dendam, agar segera dicegah. Dalam hal-hal yang peka, kejujuran kita harus disertai dengan motif yang murni dan penuh kasih. Alkitab berkata, ‘teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.’ Jika kata-kata Anda tidak ada kasih, kata-kata itu akan lebih menyakitkan daripada menyembuhkan.